Tantangan
Kompas TV ingin meningkatkan dan menstandarkan siaran video live mereka agar reporter dari seluruh Indonesia dapat memproduksi berita berkualitas tinggi dengan smartphone menjelang Pemilu 2019 (serta selanjutnya). Diharapkan dengan investasi peralatan seluler dan berbagai proses peningkatan, mereka dapat membuat lebih banyak liputan dan menjangkau audiens yang lebih muda, secara lebih luas.
Pendekatan:
Kompas TV membeli peralatan, menerapkan alur kerja dan proses pada tingkat perusahaan, serta melatih staf di 31 kantor daerah seputar praktik terbaik liputan. Setelah sukses meliput Pemilu 2019, mereka pun mengembangkan praktik jurnalisme seluler baru ini untuk mencakup topik dan format lain.
Membangun tim dan kapabilitas: Kompas TV merombak struktur departemen video digital mereka dan merekrut staf baru, memperbesar ukuran tim dari 13 menjadi 40 orang dalam dua belas bulan. Mereka mengganti sebutan reporter dari ‘jurnalis digital’ menjadi ‘kreator konten’, mengubah pola pikir staf agar presenter tidak terkungkung oleh teknik liputan tradisional. Pada saat yang sama, Kompas TV membeli berbagai peralatan baru — 34 smartphone, stabilizer, mikrofon clip-on, lampu LED, dan tripod. Perlengkapan ini didistribusikan ke awak digital di kantor pusat Jakarta serta 31 kantor daerah di 34 provinsi Indonesia.
Melatih staf: Kemudian, Kompas TV memulai program pelatihan jurnalisme seluler dan pembuatan konten digital bagi staf. Manajer digital dan beberapa produser mengunjungi dan menghabiskan dua hari di setiap kantor daerah Kompas TV untuk melatih reporter seputar praktik terbaik, alur kerja dan proses, serta peralatan jurnalisme seluler.
Meliput pemilu: Kompas TV meluncurkan proses liputan seluler baru mereka untuk memberitakan pemilu pada April 2019. Hampir semua liputan live acara ini, di seluruh provinsi, dilakukan dengan cara ini. Liputan live dengan smartphone membuat jurnalis dapat meliput acara secara lebih mudah, lebih murah, dan lebih dekat, karena mereka terbebas dari kerepotan membawa kamera besar dan truk satelit mahal yang mereka biasa gunakan sebelumnya. Liputan pun berjalan lebih cepat dan hemat biaya, sementara proses pasca-produksi juga menjadi lebih mudah — cukup dengan meng-upload atau melakukan live stream langsung ke YouTube.
Melanjutkan proses setelah pemilu: Liputan seluler secara live selama pemilu begitu sukses hingga Kompas TV mengembangkan pendekatan ini ke proyek liputan lainnya — misalnya, liputan berita setiap hari di seluruh kantor cabang dan untuk peristiwa spesial seperti Hari Kemerdekaan Indonesia. Mereka juga mulai bereksperimen dengan format baru menggunakan proses ini, misalnya talk show, video penjelasan, dan vlog berita.
Menetapkan target untuk menarik minat audiens dan membuat konten lokal: Selama proyek ini, Kompas TV menetapkan target upload YouTube bagi setiap kantor untuk meningkatkan engagement dan loyalitas audiens. Setiap hari, 11 kantor daerah yang relatif lebih besar mengontribusikan tiga video digital, kantor daerah yang lebih kecil memproduksi satu atau dua video, dan kantor utama Jakarta menyumbangkan 10 video. Proses ini memastikan liputan yang komprehensif terhadap peristiwa lokal di seluruh Indonesia, yang tidak mungkin dilakukan dengan platform media tradisional.